Kalau kesalehan itu diartikan sebagai berbuat atau melakukan perintahNya dan menjauhi laranganNya, sementara kecelakaan adalah sesuatu peristiwa yang terjadi tanpa diduga yang mengakibatkan kerugian terhadap orang yang mengalaminya. Maka judul tulisan kali ini sengaja mempertentangkan (versus/vs) kedua kata tersebut, karena berbagai alasan yang sangat mengganggu penulis dengan adanya peristiwa yang terjadi baru-baru ini.
Pertama peristiwa seorang mahasiswa UI yang tertabrak kereta di perlintasan KRL di stasiun Pondok Cina (Jumat 19/04). Berbagai media massa telah memberitakannya. Seorang teman malahan mengirim sms, katanya mahasiswa ini akan melaksanakan ibadah umroh bersama orang tuanya. Bahkan orang tuanya sudah melarang anaknya untuk bepergian (kuliah). Tetapi tetap memaksa karena ada janji dengan temannya akan bertemu di kampus. Ketika sampai di perlintasan kereta, ada dua kereta lewat yang arahnya berlawanan. Saat KRL arah Jakarta tinggal buntutnya saja, mahasiswa ini “nyelonong” melewati perlintasan. Dia tidak menduga dari arah Jakarta ada KRL yang akan masuk ke stasiun Pondok Cina.
Kedua peristiwa kecelakaan yang menimpa Ustafz Jefri Al Buchori (UJE), jum’at dinihari (26/04) di bilangan Pondok Indah. Menurut berbagai berita yang dimuat di media social, UJE tidak bisa mengendalikan diri sewaktu mengendarai sepeda motor (Suzuki 650 cc?) Kita mengenalnya sebagai seorang da’i yang menyampaikan pesan-pesannya dengan bahasa ‘gaul’, sehingga sangat akrab dan dikenal di kalangan generasi muda.
Kedua almarhum jika menilik informasi yang didapat, boleh dikatakan seorang yang saleh, masyarakat pun melihat perilaku menunjukkan menaati perintahNya. Tapi kecelakaan yang menimpa pada keduanya ada satu kemiripan, yaitu masalah pengendalian diri. Kalau saja mahasiswa UI itu dapat menahan diri, untuk menunggu sampai palang pintu dibuka, barangkali persoalannya akan lain. Sementara UJE menurut berita konon katanya dia tidak bisa mengendalikan motornya (diduga berkecepatan tinggi) sehingga sampai menabrak pohon. Kalau saja UJE mengendarai motor melaju dengan kecepatan yang normal-normal saja, ketika ada sesuatu yang menyebabkan dia harus berhenti mendadak, barangkali peristiwa akan lain jadinya.
Rupanya orang saleh dapat melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Tetapi untuk sampai bisa mengendalikan diri dalam setiap peristiwa, tidak semua orang bisa. Karena hal ini sudah menyangkut kepada masalah emosi/nafsu seseorang, yang menjadi “lahan empuk” syetan untuk “memprovokasi” manusia, melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Hal inilah yang menjadi musuh laten manusia. Jangankan kita manusia, Nabi Adam nenek moyang manusia saja bisa terbujuk syetan. Karena itu WASPADALAH.(260413)
Arradan, Mahasiswa FEUI angkatan 2012 tinggal di Sukmajaya Depok, Jumat pagi (19/04) sekitar pukul 07.00 tewas tertabrak kereta rel listrik (KRL) di perlintasan stasiun Pondok Cina Depok.
Menurut seorang saksi mata, pada saat itu pintu perlintasan ditutup karena ada kereta yang akan lewat dari stasiun Pondok Cina menuju Jakarta. Setelah kereta lewat Arradan langsung menerobos, pada saat yang bersamaan muncul kereta dari Jakarta menuju Depok dan menyeruduk motor yang dikendarai Arradan.
Di perlintasan Stasiun Pondok Cina kerapkali terjadi kecelakaan. KRL dari arah Jakarta yang menuju stasiun Pondok Cina tidak bisa langsung kelihatan, karena rel kereta menikung dan terhalang oleh rimbunnya pepohonan.(lihat podcast UI)
Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat bekerjasama dengan Yayasan Institut Danone Indonesia menyelenggarakan seminar tentang Gizi dengan tema “Public Private Partnership dalam Mendukung Gerakan Scaling Up Nutrition (SUN) Melalui Peningkatan Perbaikan Gizi 1000 hari Pertama Kehidupan”, berlangsung hari Rabu (17/04) di Balai Sidang Kampus Depok.
Acara yang dihadiri berbagai kalangan pemerintah, Swasta dan akademisi serta para mahasiswa dari berbagai daerah ini memaparkan pentingnya aspek kesehatan 1000 hari pertama kehidupan seorang anak, mulai dari saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Periode ini periode kritis pertumbuhan fisik serta perkembangan otak dan organ-organ penting lainnya. Karena dampak terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini akan bersifat permanen, intervensi gizi dan kesehatan tidak akan memberikan hasil optimal.
Sejak tahun 2010 PBB telah mencanangkan program “Scaling Up Nutrition” (SUN) secara global Tujuannya untuk meningkatkan efektivitas program Gizi di negara berkembang dalam menghadapi beban ganda masalah gizi. Tujuan lainnya gerakan ini yaitu mencegah dan mengurangi prevalensi anak pendek (stunting) karena kurang gizi kronis dan mencegah kegemukan akibat gizi lebih. Gerakan global SUN menekankan pentingnya pendekatan lintas sector dan kemitraan yang dikenal sebagai “Public Private Partnership”. Dalam pendekatan ini kerjasama terpadu antara pemerintah, swasta, industry, akademisi dan masyarakat merupakan kunci dari efektivitas program gizi. Saat ini sudah 33 negara yang mengikuti program SUN. Di Indonesia gerakan ini telah dicanangkan seagai Gerakan Peningkatan Perbaikan Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) pada bulan September 2012. (lihat di Podcast UI http://podcast.ui.ac.id/videos/518/dr.-endang-l.-achadi,-mph,-dr.ph-%2817-april-2013%29 dan http://podcast.ui.ac.id/videos/519/prof.-%28em%29.-soekirman,-skm,-mps-id,-ph.d-%2817-april-2013%29)
Cakav Podcast.Kali ini dokumentasi multimedia web UI menayangkan suasana mesjid Arif Rahman Hakim Kampus Salemba Jakarta. Bagi para mahasiswa UI yang beragama Islam, tentu tidak akan lupa dengan Mesjid Arif Rahman Hakim (ARH) yang terletak di Kampus Salemba Jakarta. Pada jaman dulu (1970 an hingga 1980 an) mesjid ini menjadi salah satu pusat kegiatan dan tempat berkumpulnya para aktivis mahasiswa seperti juga mesjid Salman di ITB Bandung. Bahkan beberapa orang tokoh Islam kerapkali memberikan pernyataan-pernyataan yang bernada mengeritik kebijakan pemerintahan Orde Baru dari mesjid ini. Sehingga sempat terjadi, gerak gerik para mahasiswa di lingkungan mesjid diawasi pihak intelijen. Salah seorang tokoh aktivis mahasiswa mesjid ARH, pada kabinet reformasi ada yang menjabat sebagai menteri.
Kemarin secara tidak sengaja ketika melihat-lihat dokumentasi kegiatan UI
menemukan cuplikan rekaman video suasana mesjid ARH jaman dahulu. Kalau tidak silap rekaman itu dilakukan tahun 1986. Karena dalam rekaman itu juga ada cuplikan kegiatan pembuatan mimbar untuk khutbah Idul Fitri. Khutbah pada shalat Idul Fitri disampaikan Ibrahim Hasan, Kepala Bulog yang kemudian menjabat sebagai Gubernur Provinsi D.I. Aceh. (Sebetulnya ada rekaman khutbah Idul Fitrinya, tetapi lupa di kaset Betamax yang mana, sehingga belum sempat ditransfer ke format DVD).
Rekaman tentang mesjdi ARH hanya sekilas saja, berdurasi 3 menit 49 detik. Gambar pertama memperlihatkan tempat wudlu di bagian luar, diambil dari lantai 3 Gedung Rektorat. Gambar kemudian diambil dari bawah dekat tempat wudlu wanita. Kemudian beralih menampilkan pohon yang terletak di depan mesjid yang hingga kini setelah renovasi tetap tidak berubah, masuk ke dalam mesjid melalui tempat penyimpanan sepatu/sandal yang dijaga seorang penjaga, lalu menyusuri ruangan utama mesjid dimana para jamaah sedang melaksanakan shalat. Tidak lupa mengambil suasana di ruangan tempat wanita shalat. Sempat meng close up seorang jamaah mesjid, yang ternyata seorang aktivis mesjid ARH (kini menjadi dosen di FKM UI). Bagian akhir merekam suasana kesibukan membuat mimbar untuk khutbah Idul Fitri di halaman depan rektorat.
Kalau membandingkan dengan suasana mesjid ARH sekarang, jauh berbeda sekali. Perbedaan ini mungkin salah satu faktornya karena pengaruh ‘semangat jaman’. Dahulu para mahasiswa UI seperti juga para mahasiswa lainnya di berbagai kampus di Indonesia, dipenuhi dengan ‘semangat berontak’ terhadap kemapanan yang bersumber dari inspirasi kemenangan Ayatullah Rohullah Khomeini yang berhasil menggulingkan pemerintahan Iran pimpinan Syah Reza Pahlevi yang didukung Amerika Serikat. Selain itu, faktor di dalam negeri juga berpengaruh besar, terutama ketika pemerintahan Orde Baru dirasakan sangat menekan dan mencurigai terhadap segala kegiatan keislaman. Ini hanya pendapat pribadi, yang mungkin saja keliru. Tetapi demikianlah yang dapat penulis amati pada waktu itu.(170413)
Bagaimana ceritanya asal muasal satu binatang kecil dinamakan undur-undur, hingga saat ini agak sukar untuk melacaknya. Binatang yang sebutannya dalam bahasa Latin Myrmeleontidae atau biasa disebut juga antlion (semut singa) ini, mempunyai kebiasaan larvanya berjalan mundur saat menggali sarang jebakan di tanah untuk memburu semut, mangsa yang menjadi makanannya.
Tapi tulisan kali ini bukan untuk membicarakan khewan undur-undur, melainkan soal ujian nasional (UN) di 11 Provinsi diundur (seharusnya berlangsung hari senin 15 april 2013) gara-gara terlambat dalam mendistribusikan soal ujian ke 11 wilayah provinsi tersebut. Menurut beberapa media cetak, pengunduruan ini disebabkan ada dua percetakan yang terlambat dalam melaksanakan pencetakan dan pendistribusian soal ke daerah-daerah. Ini peristiwa yang baru pertama kali terjadi UN diundur. Untuk menjernihkan persoalan ini, teman penulis Prof.Dr. Ibnu Hamad, Kepala Pusat Data dan Humas Depdikbud sampai harus mengadakan konferensi Pers Senin malam, seperti yang diberitakan beberapa stasiun televisi. Bukan itu saja, Ibnu Hamad juga harus mengklarifikasikan tentang rumor yang sempat berkembang, Mendikbud Prof. M. Nuh mengundurkan diri dari jabatannya. Rencananya saat konferensi pers berlangsung akan hadir, tetapi berhalangan. Konon katanya Mendikbud lagi “blusukan” turut mengemas soal-soal UN yang akan didistribusikan ke daerah. Padahal semestinya dalam situasi “darurat” seperti itu, lebih baik lagi kalau orang pertama di Depdikbud yang langsung bicara, seperti yang dilakukan Direktur Utama maskapai Penerbangan Lion Air Edward Sirait, pada saat konferensi pers tentang kegagalan pesawat Lion Air mendarat di Bali.
Lain UN, lain pula tentang Ujian SIMAK UI yang berlangsung di daerah Indonesia Timur, beberapa tahun lalu. Ujian SIMAK ini adalah proses seleksi yang dilakukan UI di luar Seleksi yang diselenggarakan pihak Depdikbud dan beberapa perguruan tinggi negeri secara bersama-sama. Seorang teman yang aktif di kepanitiaan SIMAK UI sempat menceritakan, bagaimana para peminat ujian SIMAK UI di beberapa kota kawasan Timur Indonesia meminta untuk diundur waktu pelaksanaana ujian SIMAK UI. Karena waktunya bersamaan dengan kegiatan ibadah agama yang dianut mayoritas masyarakat Kawasan Timur Indonesia. Tetapi panitia SIMAK tidak “bergeming”, karena kalau diadakan waktu hari kerja, akan mengganggu kegiatan pekerjaan di UI.
Kembali kepada masalah pengunduran ujian nasional tadi, penulis punya pemikiran lain. Jangan-jangan Depdikbud memang sengaja mengundurkan jadwal UN, untuk menjebak para pembocor soal ujian nasional, seperti juga binatang undur-undur menjebak mangsanya. Wallahualam bisawab.(160413)
Pada tulisan CAKAV (Catatan Kaki Audio Visual) Podcast kali ini, ingin memberikan informasi tentang puncak kemelut yang terjadi di UI. Peristiwanya terjadi pada tanggal 14 Agustus 2012, ketika berlangsung serah terima jabatan Rektor UI yang berlangsung di Kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud Senayan Jakarta. Waktu itu secara resmi jabatan Rektor UI diserahterimakan dari Prof.Dr.der.Sos. Gumilar kepada Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI. Kemudian MWA UI mengangkat Prof.Dr. Ir.Joko Santoso, MSc (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud) sebagai Pejabat sementara (Pjs) Rektor UI hingga bulan Oktober, yang diperkirakan sudah akan terpilih Rektor UI yang baru.
Ketua MWA UI Prof.Dr.Said Agil Siradj, dalam pidato sambutannya menyatakan perasaannya mewakili anggota masyarakat dalam MWA UI terhadap kemelut yang terjadi di UI. Dia menyatakan ‘syahwat’/gairahnya untuk berpartisipasi membangun UI langsung turun begitu masuk dalam ‘perdebatan’ para anggota MWA UI yang tiada habis-habisnya. Dalam podcast juga ditayangkan pidato mantan Rektor UI dan Pjs. Rektor UI.
Acara ‘pisah sambut’ ini dihadiri para pimpinan UI dan para anggota Senat Universitas dan anggota MWA UI unsur masyarakat ini, cukup meriah walaupun tidak bisa dipungkiri ada rasa ketegangan diantara para undangan yang hadir. Usai acara, di luar ruangan ada beberapa mahasiswa UI yang berjaket kuning membawa beberapa poster. Kemudian mereka bertemu dan mengadakan dialog dengan Pjs. Rektor UI di ruangan tertutup. Para mahasiswa itu menyerahkan pernyataan sikap sehubungan dengan kegiatan proses pemilihan rektor UI yang tengah berlangsung. http://Podcast.ui.ac.id (160413)
Lingkungan Akademik tidak tinggal diam dalam mengatasi masalah subsidi BBM. Fakultas Teknik UI mempunyai solusi mengatasi masalah ini. Beberapa sumbangan pemikiran telah diberikan kepada instansi terkait. Dekan Fakultas Teknik UI Prof.Dr. Ir. Bambang Sugiarto, M.Eng membeberkan usulan-usulannya. Kalau saja usulan ini bisa direalisir, pemerintah akan bisa menghemat subsidi BBM sampai 60 %.
Dasar pemikiran solusi ini adalah memakai teknologi yang sudah diterapkan untuk kartu elektronik masuk jalan tol. Dengan bantuan data-data mobil dan pemiliknya yang ada di pihak kepolisian dapat dijadikan acuan untuk menentukan mobil mana yang dapat subsidi dan mana yang tidak. Asumsinya mobil-mobil yang beredar di jalanan 80 % keluaran tahun 2000 an, dimana harus sudah menggunakan bbm beroktan 98 (Pertamax). Dengan memasang peralatan tertentu di setiap pom bensin, maka jika ada kendaraan akan mengisi bbm, sudah bisa diarahkan, apakah diisi bbm bersubsidi atau tidak. Selanjutnya dapat dilihat di podcast UI ada di dokumentasi Audio visual kegiatan UI/www.ui.ac.id.(150413)
Salah satu isi website UI yaitu podcast , cuplikan dokumentasi audio visual kegiatan di lingkungan UI sejak tahun 1984 hingga 2013. Ada 543 podcast yang terbagai dalam 17 bagian yaitu antara lain kegiatan akademik, Alumni, Channel, internal, liputan khusus, mahasiswa, olahraga, pengabdian masyarakat, lingkungan, sejarah, seni dan budaya serta testimonial. Mulai ditayangkan sejak tanggal 06 Juli 2009. Jumlah pengunjung terbanyak mencapai 5346 kali pada cuplikan video pemilihan mahasiwa berprestasi UI tahun 2008. Dan pengunjung terbanyak kedua UI diduduki testimonial Zivana Letisha Siregar, mahasiswa FEUI yang menjadi Putri Indonesia 2009, mencapai 5303 pengunjung.
Untuk lebih menyemarakkan pengunjugn podcast, akan dibuat semacam catatan kaki audio visual (CAKAV PODCAST), yang berisikan sinopsis dan latar belakang dokumentasi tersebut. Hal ini penting dikemukakan, karena apa yang tampil dalam podcast hanya berupa cuplikan saja dari seluruh rangkaian dokumentasi. Diharapkan dengan adanya informasi ini bisa lebih menikmati apa yang terlihat dalam podcast.(150413)
Abdurrahaman Wahid Center UI menyelenggarakan diskusi tentang “Perempuan dan Minoritas di Negara-negara Islam” dengan pembicara Dr. Hj. Siti Ruhaini Dzuhayatin, berlangsung hari Kamis (11/04) dari pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIB di Ruang Sinema Perpustakaan Pusat Kampus Depok.
Menurut Dr. Siti Ruhaini, komisioner Komisi HAM Organisasi Kerjasama Islam, kegiatan ini juga dalam rangka mencari masukan untuk menjadi bahan pada kegiatan Konferensi Organisasi Islam di Jeddah Saudi Arabia bulan Mei mendatang. Ruhaini juga menyatakan terima kasih kepada UI yang telah memfasilitasi Abdurraham Wahid Center, sebagai kepedulian yang konkrit mendorong proses demokratisasi dan proses pelaksanaan Islam yang moderat di Indonesia.
Informasi lebih jauh dapat dilihat di podcast.ui.ac.id/video/509/dr.siti-ruhaini-dzuhayatin-awc-ui pada direktori dokumentasi audio visual UI.
Ada yang pernah dengar kataTana Tidung, atau mengetahui letaknya di Peta? Barangkali kita lebih kerap mendengar Pulau Tidung salah satu pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu yang termasuk wilayah Provinsi DKI Jakarta. Tana Tidung itu salah satu Kabupaten baru, bagian dari Provinsi Kalimantan Utara (Katara), pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur, pada tahun 2007. Kabupaten baru ini terdiri dari tiga kecamatan, luasnya kurang lebih 480 kilometer persegi, termasuk di dalamnya ada 27 pulau kecil, yang belum ada di dalam peta. Wilayah ini berbatasan langsung dengan wilayah negeri jiran Malaysia (Sabah), yang baru-baru ini heboh adanya klaim dari Kesultanan Zulu Filipina.
Pada Rabu pagi ini (10/04) di Kampus Depok H. Undunsyah , M.Si., MH, Bupati Tana Tidung menandatangani nota kesepahaman bersama dengan UI dalam bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Bupati yang tadinya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tarakan ini kepala daerah pertama kali di kabupaten tersebut yang akan menjabat hingga 2015. Jumlah penduduknya hanya sekitar 23 ribuan ini APBDnya mencapai 1,5 Triyun rupiah, yang didapat dari bagi hasil minyak. Potensi alam daerah ini selain minyak, dari batubara dan tambang emas yang belum digarap. Setiap tahunnya tidak kurang dari Rp 300 milyar dianggarkan untuk bidang pendidikan. Setiap anak yang sekolah dari tingkat TK (pendidikan usia dini) hingga mahasiswa dibiayai pemerintah daerah. Untuk tidak salah kelola, maka pemerintah Tana Tidung melakukan kerjasama dengan UI untuk mengembangkan SDM aparat pemerintahan dan pendidikan penduduk asli. Visinya bagaimana intelektualitas penduduk Tana Tidung bisa setara dengan penduduk di Pulau Jawa.
Pelaksana Harian Rektor UI Prof.Dr.Ir. M. Anis, M.Met menyambut baik kerjasama dari pemerintahan Kabupaten Tana Tidung. Apa yang dilakukan Bupati dengan mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk bidang pendidikan sudah “right on the track”. Ketika Prof. M. Anis mengambil program pascasarjana dan doktoral di Inggris tahun 1986, banyak mahasiswa Malaysia juga belajar di Inggris. Kalau di Setiap kota di Inggris ada 5 orang mahasiswa Indonesia, maka mahasiswa Malaysia ada 200 an orang. Baru sekarang inilah Malaysia bisa menikmati kebijakan pengiriman mahasiswa sekolah di luar negeri. Berkaca pada pengalaman itu, mudah-mudahan pemerintah Kabupaten Tana Tidung bisa mengejar visinya menyejahterakan penduduknya.(100413)