Hari ini (31/07) hingga Jumat mendatang UI menyelenggrakan registrasi bagi 5500 mahasiswa baru UI program regular yang berlangsung di Balairung Kampus Depok. Minggu depan registrasi dilakukan untuk mahasiswa baru program pascasarjana, spesialis dan doktor di tempat yang sama. Registrasi ini meliputi penyelesaian kelengkapan administrasi, keuangan, pembuatan kartu mahasiswa, pengukuran jaket dan pemeriksaan kesehatan (penimbangan berat badan, pemeriksaan tekanan darah dan buta warna). Setelah itu para mahasiswa baru UI mendapat penjelasan dari para seniornya persiapan kegiatan Orientasi Kehidupan Kampus (OKK). Tema OKK tahun ini yaitu “Orientasi Pendidikan adalah memanusiakan manusia”. Seperti juga tahun-tahun sebelumnya, kali ini pun mahasiswa baru diharuskan mengikuti kegiatan ESQ.
Jika merunut kembali ke belakang pada awal tahun 1980 an, saat Rektor UI dijabat (alm) Prof.Dr. Nugroho Notosusanto, penulis masih ingat saat penerimaan mahasiswa baru UI tahun 1983, para mahasiswa baru UI diajak kemping bersama di Cipelang Jawa Barat. Mereka diajak melihat-lihat kegiatan pabrik teh, pemerasan susu sapi dan lain-lain yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat desa. Baru pada tahun 1984 dicobakan kegiatan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) pada mahasiswa baru UI untuk pertama kalinya di Indonesia. Kemudian tahun-tahun berikutnya dilaksanakan secara nasional di semua perguruan tinggi negeri di Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena waktu itu Rektor UI merangkap menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kebetulan penulis mendokumentasikan dalam bentuk video. Diantara para mahasiswa baru UI itu, tampak Effendi Gozali (pangamat komunikasi politik) aktif dan antusias mengikuti kegiatan P4 pola 60 jam yang diperuntukan bagi mahasiswa.
Selain kegiatan P4, para mahasiswa baru UI tahun 1984 juga melakukan dua kegiatan di Kampus Depok. Pertama penanaman pohon cinta lingkungan kampus Depok. Mereka diangkut dengan truk tentara dari Kampus Rawamangun dan Salemba. kedua, pada akhir Desember 1984 para mahasiswa baru melakukan kemping di Kampus Depok. Saat itu kampus Depok masih berupa hutan karet dan padang alang-alang. gedung rektorat pun baru sampai tahap pemancangan tiang pondasi. Bangunan lainnya belum ada. Danau Kenanga yang terletak dekat mesjid UI dipenuhi tetumbuhan perdu dan rumput yang tinggi. Tapi rupanya menjadi tempat yang sangat disukai binatang ayam-ayaman dan bebek liar. Ternyata Danau Kenanga dahulu menjadi tempat persinggahan burung-burung dari daerah selatan yang akan menuju utara. (310712)
Siang hingga sore ini mengalami suatu peristiwa, yang kalau dilihat sepintas hal yang biasa saja tak ada yang menarik atau ada kausalitas yang cukup meyakinkan. Tapi dilihat dari segi keimanan, yaitu segala sesuatu peristiwa yang terjadi bukan suatu kebetulan tetapi merupakan proses perencanaan yang matang dan terukur dari Yang Maha Kuasa, dan ada hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa tersebut, maka penulis merasa bersyukur karena mengalami peristiwa tersebut.
Siang ini ada rencana bertemu dengan Dirjen PAUD (Pengembangan Anak Usia Dini) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Senayan. Kebetulan ada seseorang yang akan pergi juga ke DItjen Dikti Kemendikbud. Jadilah berangkat sama-sama. Jalanan yang tadinya dibayangkan akan macet cet sekali, ternyata lancar. Hanya dalam tempo kurang satu jam Depok – Senayan dapat ditempuh.
Ketika akan balik pulang ke Depok, waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Jalan Sudirman Macet Total. Bus Busway arah Kota tidak kelihatan lewat. Tadinya berencana naik KRL dari stasiun Kota menuju Depok, biar penuh sesak tapi tidak macet. Diperkirakan sampai Depok menjelang magrib. Ketika menuju halte busway, ada tukang ojek yang menawarkan jasanya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya diputuskan naik ojek ke stasiun Manggarai. Tapi timbul masalah, si abang tukang ojek memsang tarif Rp 50 ribu. Saya keluarkan uang, saya bilang hanya ada segini, belum termasuk buat beli karcis. Akhirnya setuju dan naiklah ojek menuju Pasar Rumput – Manggarai. Dengan sedikit desak-desakan di KRL, akhirnya sampai di stasiun Pondok Cina Pukul 16.43 WIB, Alhamdulillah.
Begitu mudah dan cepatnya perjalanan Depok – Senayan – Depok. Apa rahasianya? Penulis berpikir barangkali tadi sebelum berangkat ada satu peristiwa yang melancarkan perjalanan. Ya, tadi pagi penulis memberikan kaset video dokumentasi kegiatan rapat pertama kali para anggota MWA UI 2007-2012, kepada salah seorang mantan anggota MWA UI. Pemberian itu (mungkin) dianggap sebagai suatu sedekah kepada orang yang sebelumnya tidak menduga akan mendapatkannya, sehingga melancarkan perjalanan tadi. Wallahualam bisawab. (300712)
Pada bulan Juli tahun 2012 ini, atas desakan para pembaca, kembali menghadirkan tulisan tentang berbagai kegiatan di lingkungan UI yang didasarkan pada Rekaman Peristiwa Selintas Kampus (REPLIKA) dalam rangka menggiatkan Gerakan Cinta Almamater Semesta (GRACIAS) dalam bingkai UI Dalam Realitas Kamera. Beberapa tulisan barangkali tidak ada kaitan dengan kegiatan UI, untuk selingan saja.
Seperti telah disebutkan diatas, banyak peristiwa atau realitas yang tidak bisa ditangkap dengan pancaindra kita secara lengkap, dengan mengalaminya sendiri. Tapi paling tidak dengan cerita yang “sepotong” itu bisa menggugah atau menggedor memori kita untuk mengingat kembali pengalaman masa lalu yang dialami bersama. Dengan potongan-potongan pengalaman dari masing-masing orang diharapkan kita akan mendapatkan keutuhan suatu peristiwa yang terjadi. Atau bahkan bahkan bisa menghasilkan suatu imajinasi yang dapat memberikan dorongan semangat hidup.
Dengan demikian sebuah tulisan yang berdasarkan pengalaman seseorang dapat melengkapi dan mengisi pengalaman orang lain dan menjadikan suatu pengalaman dan perubahan pada diri seseorang. Cobalah perhatikan bagaimana setiap kali kita bertemu dengan teman-teman lama dalam suatu acara pertemuan/reuni. Topik pembicaraan pasti ada yang menyinggung pengalamana masa lalu yang dialami bersama atau menceritakan tingkah laku teman kita di masa lalu. Atau pengalaman masa kini yang berkaitan dengan masa lalu. Setiap kali kita bertemu dengan teman-teman seperti tidak ada habis-habisnya bercerita tentang masa lalu, seakan-akan mengisi kekosongan relung hati kita yang senantiasa haus akan hasrat keingintahuan terhadap berbagai peristiwa, baik yang berkaitan dengan diri kita maupun orang lain.
Nah, supaya pembicaraan tidak melantur kesana kemari, maka penulis akan berpedoman pada hasil rekamana audio visual yang telah penulis lakukan sejak tahun 1984. Pedoman dan dokumen tersebut menjadi referensi pikiran penulis untuk dalam membuat tulisan. Semoga bermanfaat. Paling tidak bagi penulis dapat menjadi suatu sarana untuk mengekspresikan diri. (300712)