Kampus UI Salemba Dimasuki Tentara
Dengan dalih mereka mengejar beberapa orang berjaket kuning yang disinyalir akan membikin kekacauan di Kampus UI Salemba, sekitar pukul 22.00 WIB tadi malam (13-03-1978) 15 tentara bersenjata lengkap memasuki Kampus UI Salemba. Para mahasiswa UI yang berjaga-jaga di gerbang di depan Posko UI sambil menonton televisi, rupanya tidak mengetahui kapan dan dari mana tentara tersebut masuk ke kampus. Secara tiba-tiba saja kelima belas orang tentara itu telah berkumpul di depan kantor Senat FIPIA/MIPA UI di Posko UI.
Menurut tim keamanan masing-masing fakultas di kampus UI Salemba, tidak ada orang-orang yang dicurigai oleh tentara tersebut. Setelah komandan regu yang memimpin pasukan itu mendengar penjelasan ini, dengan gaya demonstratif ia mengadakan hubungan radio dengan induk pasukannya yang berada entah dimana. Antara lain sang Komandan berkata:”…tidak diketemukan apa yang disinyalir…. dan kalau melihat orang-orang tersebut segera tembak di tempat, tanggung jawab ada di tangan saya…ganti”.
Para mahasiswa dari FE-UI, FIPIF-UI, FK-UI dan FKG-UI beserta staf Posko UI dan staf redaksi “Salemba” yang berkumpul di sekitar regu tentara tadi, pada tersenyum simpul mendengar dialog antara sang komandan dengan induk pasukannya. “Ah…cari-cari alasaan untuk mengontrol suasana kampus saja, dasar!” gerutu salah seorang mahasiswa.
Tak lama kemudian, regu tentara itu meninggalkan kampus melalui jalan gerbang yang dijaga para mahasiswa. Lima menit kemudian, sang komandan yang konon mengaku bernama Slamet (entah apa pula pangkat beliau) datang lagi untuk berbicara dengan ketua tim keamanan masing-masing fakultas di kampus UI Salemba. Perbincangan itu dilaksanakan di gedung FT UI. Pak Slamet antara lain mengeluarkan isi hatinya, ”masing-masing diantara kita berbeda pendapat dan prinsip, tapi tujuannya sama. Oleh karena itu, saya minta kepada teman-teman agar masing-masing melaksanakan tugasnya, sesuai dengan bidang masing-masing.” Ditambahkan oleh Pak Slamet, bahwa ia dapat memahami apa yang diperjuangkan para mahasiswa saat ini, ”tetapi sayang, saya cuma melaksanakan tugas dari atasan saya”. Kemudian Pak Slamet menambahkan ,” Kalau tidak percaya, ketika tanggal 3 Maret ada aksi poster di Rawamangun dan Salemba, sebenarnya sejak sejak jam 08.00 WIB saya sudah mengetahuinya. Tetapi poster teman-teman baru dicopot jam 10.00 WIB, setelah saya mendapat tegoran dari Panglima Kodam V Jaya”.
Sementara itu, suasana di beberapa tempat di ibukota cukup membuat keder bagi orang yang sakit jantung. Sekitar Jam 22.00 WIB , salah seorang reporter MM yang hobinya putar-putar kota di malam hari, melaporkan di setiap pos Polantas sepanjang Jalan Thamrin sampai Sudirman, diduduki oleh tentara bersenjata lengkap plus radio dipunggungnya. Di sekitar CSW dan Pasar Blok M, terdapat berpuluh-puluh mobil lapis baja, siap-siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di Republik kita ini.
(MAHASISWA MENGGUGAT)