Ikan dan Tanaman
Mau ngobrol berlama-lama dengan Rektor UI Prof.Dr.der Soz Gumilar Rusliwa Somantri? Cobalah bicara topik tentang ikan atau tanaman. Hal ini yang terjadi saat penandatanganan kerjasama UI dengan pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah, pertengahan Februari lalu. Bupati Lamandau sampai kewalahan menceritakan tentang potensi ikan dan pohon durian tanaman asli daerahnya.
Tidak bisa dipungkiri, latar belakang diwaktu kecil sangat berpengaruh terhadap seseorang. Berasal dari daerah Tasik yang sejak kecil akrab dengan soal ikan dan tanam-tanaman, ketika menjadi mahasiswa dan tinggal di asrama UI Rawamangun, kebiasaan di kampungnya tidak bisa hilang. Di jendela kamar asrama, penuh dengan tanaman, diantaranya tanaman bonsai pohon jeruk. Hal ini sangat menyolok bagi seorang anak asrama, karena tak ada mahasiswa di asrama yang bisa menandingi kerajinannya dalam memelihara tanaman bonsai. Begitu pula ketika setelah mempunyai rumah di Bogor, di sekeliling rumahnya banyak pohon mangga dan buah-buahan lainnya ditanam didalam drum. Di lantai dua rumahnya dibuat kolam, dimana ikan mas seberat dua hingga lima kilo bebas berkeliaran. Begitu pula saat ini, di rumah dinasnya di Wisma Widya Rawamangun dibuat kolam ikan khusus. Bahkan di kamar kerjanya di Kampus Depok, tampak akuarium yang diisi seekor ikan dari salah satu daerah di Nusantara.
Ketika Menteri Kehutanan M.S Ka’ban menanam pohon di Hutan UI pada suatu Jum’at siang di bulan Januari, Rektor begitu fasih menjelaskan berbagai tanaman yang ada di hutan kepada para wartawan. Para wartawan cuma bisa mengomentari “oohh” karena tidak mengerti seluk beluk perkara tanaman. Bahkan dalam perkara cangkul mencangkul, tampak Rektor UI lebih piawai dalam mengayunkan cangkulnya ketimbang Menteri Kehutanan. Sebagai orang Turki (Turunan Kidul, Tasikmalaya), rupanya darah petani masih cukup kental mengalir dalam tubuhnya.
Kembali kepada soal tanaman dari Kabupaten Lamandau, Bupati berjanji, dalam jangka waktu 6 bulan setelah perjanjian ditanda tangani, akan kembali lagi ke Kampus Depok, dengan membawa bibit pohon durian, tanaman asli dari Kalimantan dan juga ikan khas dari sungai di Kalimantan, yang beratnya bisa mencapai 15 kilogram.