Amerika Serikat dan Indonesia
Ada tradisi baru pada pemerintahan Amerika Serikat Era Obama. Menteri luar negerinya, akan memulai lawatan kenegaraan pertamanya pada pertengahan Februari ini bukan ke Eropa seperti yang selama ini biasa dilakukan, tetapi akan dimulai berkunjung ke Jepang, Indonesia, Korea Selatan dan Tiongkok.
Pasti akan timbul pertanyaan, kok bisa Indonesia menjadi salah satu negara yang dikunjungi Menlu Hillary Clinton? Kalau ketiga negara (Jepang, Tiongkok, Korea Selatan) jelas merupakan ”macan” Asia di bidang ekonomi. Kalau dilihat kedekatan, kenapa tidak Philipina atau Singapura? Atau India sekalian yang memang maju pesat seperti Tiongkok. Apa karena Obama pernah tinggal di Indonesia?
Aspek apakah yang dilihat Amerika Serikat sehingga Indonesia ”diperhitungkan”.
Padahal di dalam negeri, baik di media televisi ataupun media cetak, pemberitaan tentang Indonesia tak ada sesuatu yang dibanggakan. Soal korupsilah, soal hukum penegakkan hukum yang masih pandang bulu, soal pejabat yang tidak profesional, bencana alam serta perekonomian yang tidak menyejahterakan rahayat banyak.
Sekarang marilah kita lihat, dari sudut pandang Indonesia tentang Amerika Serikat. Satu saat, saya pernah mengikuti ceramah Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti, seorang Dosen UI yang istimewa. Barangkali dialah satu-satunya orang Indonesia yang dulu sempat menuntut ilmu di negri Paman Sam, kemudian selang puluhan tahun kemudian menjadi Duta Besar RI di Amerika. Katanya, hebatnya Amerika, ibarat sebuah gunung yang tinggi menjulang, bisa dilihat dari berbagai arah, dan orang tidak bisa menghindar dari pengaruhnya. Dan hal itu memang kejadian, ketika terjadi krisis ekonomi di Amerika, perekonomian dunia pun terganggu.
Lain lagi cerita Hassan Wirayuda,Menteri Luar Negeri kita. Dalam kuliah umum yang diberikan kepada para mahasiswa Hubungan Internasional di FISIP UI. Alumni Fakultas Hukum UI ini menuturkan sejarah diplomasi RI, setelah diamati secara runtut, ternyata Amerika Serikat punya peran besar terhadap Diplomasi Indonesia. Kita ingat Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ”memaksa” Belanda mengakui kedaulatan RI karena pengaruhnya. Begitu pula pada saat pembebasan Papua (Irian Barat, dulu), Amerika juga yang berperan. Dan Waktu perisitiwa pemberontakan 30 September 1965, ternyata Amerika berjasa pula dapat menumpasnya dan lalu turut membangun perekonomian pemerintahan Orde Baru.
Jadi balik kepada persoalan semula, Indonesia dipandang Amerika sebagai apa, sehingga begitu amat penting untuk dikunjungi? Apakah karena ada perusahaan besar Amerika beroperasi disini, sehingga perlu diamankan dengan meminta komitmen kepada para pejabat yang sedang dan akan berkuasa nanti? Wallahualam bisawab.