Akhirnya, setelah rumor beberapa bulan belakangan ini, Nokia resmi meluncurkan Nokia X. Kalau dilihat dari fiturnya, sepertinya pasarnya untuk kelas menengah. Dan, yang menarik adalah dia menggunakan Android.
Menurut prediksi The Verge, kemungkinan Nokia X hanya akan menjadi proyek yang “sudah lama dibuat, sayang kalau tidak diproduksi” seperti N9 Meego. Android yang digunakan adalah Jelly Beans AOSP, alias Android versi komunitas yang tak ber-Google. Ia akan seperti produk Android Amazon yang memiliki pasar sendiri (Google Market).
Tapi, saya tidak kuatir. Pertama, menurut saya, Nokia masih memiliki peta terbaik yang berkompetisi dengan Google Maps. Kedua, aplikasi yang sudah dibuat untuk Android hanya perlu perubahan sedikit (kemungkinan dengan membuang semua Layanan Google) untuk bisa kompatibel. Artinya lagi, kemungkinan besar pun akan ada orang keren di XDA Developers yang akan membuat versi Google Android-nya. 🙂
Apakah ia akan laku di tengah perangkat-perangkat Android yang canggih? Ya. Saat ini pasar untuk kelas menengah ke bawah sedang menjamur. Pasar dunia ketiga seperti India, Brazil, dan Indonesia memiliki jumlah penjualan yang besar. Itu sebabnya, Firefox OS ditargetkan untuk mereka juga.
Tapi, apakah ia dapat bertahan? Kemungkinan tidak. Microsoft menggadang-gadang Lumia 520-nya sebagai kisah sukses Windows Phone. Pasar mereka jelas sekali negara-negara dunia ketiga dan pada pasar menengah ke bawah.
Jelas sekali, Nokia X hanya produk selingan yang bertentangan dengan pasar Microsoft. Kemungkinan besar ketika proses transaksi pembelian Nokia oleh Microsoft selesai, produk ini akan dihapus juga. Saat itu, kita tetap bisa berpaling kepada XDA Developers dan para pengembangnya.
Kalau boleh saya meminjam bahasa koran kuning. Produk Nokia X jangan-jangan hanya produk sakit hati Stephen Elop yang secara sistematis dibuang dari daftar pengganti Ballmer tempo lalu. Karma memang menyakitkan. 🙂