Anda mungkin saat ini sedang bertanggung jawab atas keamanan akses menuju pabrik. Entah itu untuk skala pabrik saja, suatu bangunan bagian dari pabrik saja, atau seluruh kawasan industri yang ada. Untuk skala pabrik, aspal yang dibutuhkan memang banyak. Karena bisa melakukan pengaspalan sendiri, Anda butuh informasi berapa harga aspal hotmix per ton.

Kawasan Pabrik Butuh Aspal Lebih Banyak

Tersedianya alat berat dan karyawan yang bisa melakukan pengaspalan, membuat Anda hanya membutuhkan bahan bakunya saja Yaitu aspal itu sendiri. Membuat Anda harus tahu jenis aspal apa yang harus dibeli, dengan mempertimbangkan kondisi serta fungsi spesifik dari jalan yang akan diaspal.

Sebagai pilihan, Anda bisa mendapatkan aspal hotmix AC WC, hotmix AC BC, tack coat, sand sheet, HRS, laston, hinga versi premium. Seperti laston spesial dan sand sheet premium misalnya. Sudah pasti antara satu jenis aspal dengan lainnya akan berbeda. Bukan hanya kualitasnya saja yang membuat harganya satu sama lain berbeda, melainkan jenis bahan bakunya dan fungsi spesifiknya.

Ada jenis aspal yang digunakan jalan pemukiman sehingga tidak terlalu kuat, juga ada yang diperuntukan kawasan industri atau jalan dengan kendaraan tonase tinggi. Lalu, berapakah kisaran harga aspal hotmix per ton?

Harga Aspal Hotmix

Harga aspal hotmix per ton untuk AC WC dan AC BC adalah Rp1 juta sampai Rp1,1 juta. Lebih murah versi hotmix AC WC dibanding AC BC. Kemudian untuk sand sheet dibanderol seharga Rp1,3 jutaan.

Sekitar Rp1,2 juta sampai Rp1,3 juta untuk hotmix HRS dan laston. Kemudian yang terakhir, harga aspal untuk tack coat, ditawarkan seharga Rp2 jutaan. Semua harga yang telah disebutkan di atas adalah harga untuk per ton atau hitungan liter.

Selanjutnya Anda harus sewa alat berat sendiri, jika belum punya. Juga untuk tenaga yang melakukan pengaspalannya, akan dibutuhkan. Tenaga yang tahu betul bagaimana pengaspalan dilakukan, supaya hasil dari pengaspalan bisa sebagaimana mestinya. Juga tidak menutup kemungkinan ada harga yang berbeda dari nominal-nominal di atas. ian arif blog