Penyakit pasca liburan Panjang di era pandemi global Covid-19
Hari-hari ini merupakan hari yang berat buat masyarakat Indonesia. Pemerintah telah memberikan cuti Bersama pada periode waktu di akhir Oktober sampai awal November ini sehubungan dengan libur Maulid Nabi Muhammad SAW. Tepatnya diakhir Oktober ini ada 5 hari libur mulai dari tanggal 28 Otober 2020 sampai dengan 1 November 2020. Di satu sisi kita diminta untuk stay at home, tapi disisi lain berbagai discount dilakukan mulai dari biaya pesawat maupun hotel. Akhirnya memang sebagian masyarakat memilih untuk keluar rumah untuk berlibur. Pada hari Selasa, 1 hari sebelum libur saja sudah terjadi kemacetan di Puncak. Pada hari Rabu, 28 Oktober 2020, terjadi kemacetan diberbagai jalan.
Tentu kita tidak berharap bahwa liburan Panjang kali ini tidak mengulang liburan2 sebelumnya dimana terjadi peningkatan kasus covid-19 pasca liburan.
Kalau kita ingat angka penambahan yang drastis terjadi setelah liburan mudik lebaran angka kasus Covid-19 tembus 25.000 di awal Juni 2020. Begitupun libur Panjang di akhir Agustus 2020, terjadi peningkatan tertutama klaster keluarga dan angka penambahan kasus kita seputaran 3000 per hari. Saat ini peningkatan kasus perhari secara nasional sudah rata-rata diatas 4000 perhari. Tentu angka2 ini adalah fakta yang harus kita cermati.
Selain kekhawatiran akan terjadi peningkatan kasus covid-19 ada beberapa kelompok panyakit yang berisiko terjadi karena liburan panjang ini.
Ada tiga kelompok penyakit akan terjadi dimasa liburan ini yaitu Penyakit Akibat kelelahan, serta penyakit Kronik yang kambuh setelah liburan dan penyakit kecelakan akibat terjadi selama liburan. Tentu kondisi kelelahan dan kambuhnya penyakit kronis akan membawa dampak risiko untuk terjadinya infeksi Covid-19.
Penyakit Akibat Kelelahan
Penyakit yang biasanya terjadi segera setelah liburan setelah seseorang menjalankan perjalanan yang melelahkan adalah penyakit infeksi pernafasan atas dan diare. Sebagaimana kita ketahui untuk sampai di tempat liburan seseorang harus melakukan perjalanan yang melelahkan baik dengan kendaraan sendiri ataupun dengan kendaraan umum baik bus atau kereta api. Selain itu selama dalam perjalanan masyarakat cenderung untuk mengonsumsi makanan yang seadanya saja, apalagi di era pandemik seperti ini mereka berpikir dua kali untuk makan dan minum di restoran yang ada apalagi jika kondisi restoran penuh. Keadaan ini akan menyebabkan daya tahan tubuh mereka menjadi menurun. Jika hal ini terjadi maka mereka mudah sekali mengalami penyakit flu atau infeksi saluran nafas atas.
Selain itu selama diperjalanan kecenderungan untuk membeli makanan atau minum baik yang home made atau dalam bentuk kemasan selama perjalanan dimana keamanan dan kebersihan dari makanan tersebut perlu dipertanyakan. Sehingga seseorang itu juga mudah mengalami penyakit diare. Kedua penyakit ini baik infeksi saluran nafas atas dan diare sangat mendominasi bagi para traveler. Selain itu karena umumnya para traveler ini kurang istirahat dan kurang bergerak saat diatas kendaraan biasanya para traveler ini mengalami sakit kepala dan mengalami pegal-pegal sesampainya di kampung. Biasanya keadaan ini dapat diatasi dengan cukup tidur. Masalahnya mereka yang berlibur ini biasanya segera menikmati lokasi liburan dan lupa akan kelelahna yang terjadi. Sehingga keadaan kelelahan ini akan semakin bertambah parah dimana pada awalnya kurang diperhatikan dan tentunya keadaan ini akan memperparah daya tahan tubuh seseorang sehingga mereka akan mudah terkena infkesi salah satunya infeksi covid-19 ini.
Penyakit Kronik Yang Kambuh
Berbagai penyakit kronik umumnya cenderung akan mengalami kekambuhan setelah liburan. Selama liburan selain menikmati lokasi di tempat libur umumnya masyarakat juga mencari kuliner yang enak. Mereka juga lebih memilih untuk makan minum di tempat kuliner tersebut. Hal ini tentu harus menjadi perhatian selain mengosumsi makanan dan minuman dengan nilai kalori dan lemak yang tinggi, saat makan bersama-sama di restoran dengan ruangan tertutup, potensi untuk terjadi penularan sesama anggota keluarga dan di antara pengunjung juga harus menjadi perhatian.
Kita ketahui bahwa makanan dan minuman yang disediakan ini biasanya akan lebih banyak dan bervariasi. Umumnya makanan dan minuman tersebut tinggi lemak, manis dan asin. Berbagai minuman dengan nilai kalori yang tinggi biasanya menjadi teman makanan2 yang enak yang disajikan oleh restoran tersebut. Tentunya bisa saja makanan-minuman ini juga dikonsumsi oleh seseorang yang sudah mempunyai penyakit kronik, penyakitnya dapat mengalami kekambuhan. Pasien dengan penyakit kencing manis akan cenderung gula darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan penyakit darah tinggi tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi maka keadaan kolesterol dan asam urat tingginya menjadi bertambah parah. Kalau pasien yang sudah obesitas sehabis liburan cenderung berat badannya akan bertambah melonjak. Sakit maag yang juga akan kambuh karena makan tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang berlemak, coklat dan keju berlebihan.
Penyakit akibat kecelakaan
Selama perjalanan baik pergi maupun pulang liburan maka potensi terjadi kecelakaan juga meningkat. Kelelahan, ngantuk atau kondisi kendaraan yang tidak optimal bisa menjadi faktor terjadi kecelakaan di jalan raya. Selain ini karena cuaca yang tidak menentu, kemungkinan terjadi naiknya air laut dan banjir bisa menimbulkan kecelakaan.
Pada akhirnya antisipasi terhadap berbagai penyakit pasca lliburan termasuk tertular oleh infeksi covid-19 merupakan hal yang harus di antisipasi. Kita harus selalu ingat bahwa rangkaian lliburan dengan berbagai aktifitas akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan.
Sehingga tentunya masyarakat yang memang melaksakan liburan keluar runah harus waspada dan tetap melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit covid-19 dan penyakit seputar liburan lainnya .
Sehingga pada saat harus beraktifitas kembali pasca liburan tetap berada dalam keadaan sehat wal afiat.
Ari Fahrial Syam
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM